Senin , Oktober 2 2023

Aktif Berorganisasi: Membangun Entitas Diri dalam Cita dan Prestasi

Media NU:  Jika mendiskusikan dunia organisasi, marilah renungkan sejenak tentang  perkataan dari sahabat nabi Muhammad Saw., Ali bin Abi Thalib a.s. yaitu, “Kebenaran yang  tidak terorganisir dapat dikalahkan oleh kebathilan yang terorganisir.”

Logika sederhana yang bisa diambil adalah kebenaran yang tidak memliki aturan yang baik akan mudah terkalahkan oleh perkara bathil yang teratur dan sistematis.  Hal ini menunjukkan betapa pentingnya seseorang membekali dirinya dengan selalu berkecimpung dalam dunia organisasi.

Mengenal organisasi: sebuah pengantar

Dalam Wikipedia, organisasi berasal dari bahasa Yunani opyapop, organon-alat yang berarti wadah atau tempat berkumpulnya orang dengan tiga sistematis, terpimpin, terkendali, terencana, rasional  dalam memanfaatkan segala sumber daya baik dengan metode, material, lingkungan dan uang serta sarana dan prasarana dengan efisien dan efektif untuk mencapai tujuan organisasi.

Menurut Prof. Dr. Sondang P. Siagian, organisasi adalah suatu bentuk persekutuan antara dua orang atau lebih yang bekerja bersama serta secara formal terikat dalam rangka pencapaian tujuan yang telah ditentukan dan dalam ikatan itu terdapat seseorang atau sekelompok orang yang disebut bawahan.

Pengertian di atas memiliki persamaan perspektif yaitu terdiri dari dua orang atau lebih yang saling mengatur rencana yang sistematis dan memiliki tujuan tertentu yang hendak dicapai.

Ketika berpartisipasi dalam organisasi hendaklah setiap orang memhami akan cara mengelola organisasi yang baik dan sistematis. Hal ini dimaksudkan agar niatan untuk berorganisasi bisa tercapai tujuan yang diinginkan. Pola pengelolaan yang dimaksudkan diantaranya:

  1. Perencanaan (planning). Kegiatan awal dalam berorganisasi, khususnya ketika mengadakan kegiatan adalah menyusun rencana. Menyusun rencana berarti memikirkan apa yang akan dikerjakan dengan sumber daya yang dimiliki. Agar dapat membuat rencana secara teratur dan logis, sebelumnya haruslah ada keputusan terlebih dahulu sebagai petunjuk langkah-langkah selanjutnya.
  2. Pengorganisasian (organizing). Pengorganisasian atau organizing berarti menciptakan suatu struktur dengan bagian-bagian-bagian yang terintegrasi sedemikian rupa sehingga hubungan antar bidang-bidang satu sama lain dipengaruhi oleh hubungan mereka dengan struktur tersebut. Pengorganisasian ini bertujuan untuk membagi suatu kegiatan besar menjadi kegiatan-kegiatan yang lebih kecil. Selain itu, mempermudah pimpinan atau ketua dalam melakukan pengawasan dan menentukan orang yang dibutuhkan untuk melaksanakan tugas-tugas yang telah dibagi-bagi tersebut.
  3. Menggerakkan (actuating). Menggerakkan atau actuating merupakan suatu tindakan untuk mengusahakan agar semua anggota kelompok berusaha untuk mencapai sasaran sesuai dengan perencanaan ketua dan usaha-usaha organisasi. Sederhananya, actuating artinya menggerakkan orang-orang agar mau bekerja dengan sendirinya atau penuh kesadaran secara bersama-sama untuk mencapai tujuan yang dikehendaki secara efektif. Dalam hal ini yang dibutuhkan adalah kepemimpinan (leadership).
  4. Pengawasan (controling). Pengawasan merupakan tindakan seorang ketua untuk menilai dan mengendalikan jalannya suatu kegiatan yang mengarah demi tercapainya tujuan yang telah ditetapkan.

Melalui pola pengelolaan yang harus dipenuhi bagi siapa saja yang ingin menjadi aktivis dalam organisasi, nantinya akan memunculkan suatu sikap yang lebih dewasa, bisa mewujudkan cita yang diinginkan dan bahkan bisa memunculkan prestasi-prestasi yang membanggakan dibandingkan mereka yang belum sama sekali berkecimpung dalam dunia organisasi. Hal ini sesuai dengan pengalaman penulis ketika memutuskan untuk aktif dalam organisasi.

Semenjak menjadi pengurus pelajar NU (IPNU) di kecamatan Guluk-Guluk, Sumenep, Madura pada tahun 2013, menjadi ketua IPNU pada tahun 2015-2017, hijrah ke Bali aktif kembali dan menjadi ketua IPNU di kota Denpasar dari 2018-2020 sampai menjadi bagian dari pengurus IPNU Bali. Dalam rentang waktu yang cukup panjang itulah banyak hal yang diperoleh, mulai dari relasi pertemanan yang luas yang tidak hanya dari rumpun satu organisasi, melainkan banyak organisasi yang ditemui hingga ditingkatan birokrasi. Tidak hanya itu, dengan banyaknya relasi itulah ternyata bisa memudahkan untuk mengaplikasikan rasa cinta yang besar dalam dunia kepenulisan hingga bisa menjuarai ajang perlombaan.

Sangat direkomendasikan rasanya apabila sudah memutuskan untuk aktif dalam berorganisasi agar benar-benar memaksimalkan dengan baik, dan mampu memanfaatkannya dalam menggali segenap potensi yang ada. Hal-hal penting yang perlu diperhatikan bagi siapa saja yang akan dan sedang aktif dalam berorganisasi diantaranya:

  1. Niatkan untuk ibadah. Hal yang utama dalam berorganisasi adalah meniatkannya untuk beribadah. Mengapa ini penting?. Karena jika sudah ada niat ibadah maka akan dipenuhi dengan kebaikan dan pahala yang akan senantiasa didapatkan.
  2. Memaksimalkan waktu. Waktu yang diberikan ketika aktif dalam organisasi hendaknya digunakan dengan efektif dan efisien, jangan pernah difungsikan dengan hal-hal yang sia-sia yang tidak ada nilainya sama sekali karena akan mengundang penyesalan di kemudian hari.
  3. Perbanyak relasi dengan semua pihak. Hubungan (relasi) yang dimaksudkan tidak hanya terbatas pada internal organisasi yang ada, melainkan semuanya. Karena dengan banyaknya relasi pertemanan akan menjadikan kemudahan pula ketika sudah purna jabatan dalam berorganisasi.
  4. Seni belajar ilmu sosial. Dalam berorganisasi pastilah akan menemui beragam individu dengan latar, bahasa, agama, suku yang berbeda-beda. Perbedaan itulah yang bisa memberikan ilmu tersendiri tentang tata cara hidup bermasyarakat yang baik.
  5. Membangun cita dan prestasi. Dengan banyaknya relasi yang dimiliki, hal ini bisa menjadikan kemudahan dalam membangun cita-cita yang ada, dan selanjutnya prestasi demi prestasi bisa di peroleh dengan maksimal.

Harapannya, semoga dengan memperhatikan langkah-langkah strategis yang diambil berdasarkan pengamatan penulis nantinya bisa memberikan kepercayaan dan kemantapan hati, sehingga dalam mengabdikan diri menjadi bagian dari organisasi tersebut tidak ada paksaan dan tekanan.

Semoga bermanfaat!

Penulis: Khazin; sekretaris LTN NU Kota Denpasar dan WK 1 PW IPNU Bali

About Khazin Ma Leo

Check Also

Guru Besar Universitas Barawijaya Jelaskan Dampak Institusi Pendidikan Islam Untuk Masyarakat Sekitar

Media NU –  Gelaran Rapat Senat Terbuka Wisuda X STAID Bali yang di adakan Sabtu …

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *