Media-NU.com – Setiap memasuki bulan Rabi’ul Awal, setiap umat Islam khususnya kaum nahdlliyin bersuka cita mengadakan tasyakuran atas nikmat yang telah dikaruniakan Allah Swt.Sebuah kenikmatan yang tiada bandingannya, jika diukur dengan kenikmatan dunia.
Sebab di bulan inilah terlahir manusia agung pembawa risalah kenabian dan selalu memancarkan teladan yang baik bagi segenap umat manusia.
Nabi akhir zaman, penutup para nabi yang tak lain nabi Muhammad SAW. dengan hadirnya beliau telah mengajarkan arti pentingnya mengenal tuhan dan selanjutnya mampu merealisasikan dalam bentuk penghambaan dengan terus melaksanakan segala perintahNya dan menjauhi segala laranganNya.
Kisah perjalanan beliau yang sarat dengan nilai-nilai perjuangan dalam memantaskan Islam sebagai agama percontohan di tengah gelombang gejolak penolakan dari kaum kafir Quraisy, baik di Mekah dan Madinah.
Tak pernah ada kata menyerah meski dicaci berkali-kali, diintimidasi tak surut niat pendirian beliau untuk terus berdakwah mengajak umat untuk bisa memeluk agama Islam.
Selain manifestasi perjuangan, ada banyak hal lain dari rekam jejak kehidupan nabi Muhammad SAW. yang nantinya bisa kita contoh.
Seperti halnya kebijakan beliau dalam hal memimpin umat Islam, kesederhanaan hidup sehari-hari hingga yang paling penting lainnya adalah tentang kepribadian akhlak beliau yang sangat mulia.
Tak heran jika sudah datang bulan Rabiul Awal umat Islam selalu memperingatinya dengan mengumandangkan gema salawat yang penuh dengan puji-pujian. Berharap kelak di hari kiamat bisa mendapatkan syafaatNya.
Sejak awal abad ke-7 hijiyah perayaan maulid nabi bermula.Umat Islam senantiasa mengabadikan mumentum bulan Rabiul Awal dengan membaca salawat, mengadakan pengajian dan perayaan-perayaan yang mengajarkan tentang kisah perjuangan sekaligus rekam jejak kehidupan nabi Muhammad SAW.
Mengenang sejarah Rasulullah dengan perayaan-perayaan yang sedemikian rupa adalah sebuah ekspresi cinta dari umatnya karena beliau telah memperjuangkan kehadiran Islam dengan penuh ketulusan.
Kita tidak mungkin saat ini menjadi seorang muslim andaikata tidak ada Rasulullah yang mengajarkan.
Peringatan Maulid Nabi itu penting, karena peringatan itu memiliki nilai-nilai kebermanfaatan bagi orang orang muslim. Sebagaimana peringatan seorang suami kepada istrinya, sesuai dengan ayat ketiga surat al Ashr.
إِلَّا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ وَعَمِلُواْ ٱلصَّٰلِحَٰتِ وَتَوَاصَوۡاْ بِٱلۡحَقِّ وَتَوَاصَوۡاْ بِٱلصَّبۡرِ ٣
Artinya: Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat-menasehati supaya menetapi kesabaran. (QS. Al-Asr: 103:3)
Mengenang orang-orang yang dicintai adalah sebagai ekspresi dari wujud rasa syukur kepada Allah swt. Qul bifadlillahi falyafrahu. Kehadiran Rasulullah adalah nikmat dan rahmat yang besar dari Allah. Maka perbanyaklah membaca shalawat.
*Disarikan dari penyampaian Rois Syuriah PCNU Kota Denpasar KH. Mustafa Al Amin dalam perayaan Maulid Nabi di Kota Denpasar.
Penulis: Khazin
Editor : Ardiansyah